" Trik Mengidentifikasi Peluang Bisnis "
Ratusan ide bisnis bisa didapatkan melalui banyak buku bisnis praktis. Bahkan Anda sendiri pun mungkin cukup kreatif untuk membuat catatan pribadi berisi peluang bisnis yang Anda idamkan. Namun, kejelian memilih peluang bisnis yang tepat perlu diasah, caranya?
Sudhamek AWS, Group CEO Todung Group, berbagi triknya di depan sekitar 5.000 mahasiswa peserta workshop Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center, Jumat (22/1/2010) lalu. Menurut Sudhamek, ide yang bisa berasal dari diskusi dengan teman, atau dari hasil pemikiran sendiri, perlu dianalisa satu per satu kemungkinannya.
"Harus dipahami dalam industri dikenal adanya kategori produk dan subproduk. Kenali dan analisa mulai dari sini, dan semuanya bisa dipelajari," paparnya saat sesi tanya-jawab.
Menurut petinggi Holding Company GarudaFood ini, diperlukan alat untuk mempelajari peluang bisnis, di antaranya dengan melihat market size atau pangsa pasar. Seberapa besar potensi pasar dari bisnis yang akan dijalankan? Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah besar-tidaknya tingkat pertumbuhan volume dan nilai dari bisnis. Dengan mengetahui volume dan nilai, akan dikenali apakah tanda-tanda industri sudah mulai jenuh. Jadi jangan coba-coba masuk dalam bisnis yang industrinya mulai jenuh.
Bisnis makanan, misalnya. Saat banyak sekali produk makanan sejenis yang ditawarkan, pebisnis pemula harus mengerti betul kebutuhan pelanggan.
Menurut Sudhamek, yang penting untuk diperhatikan dalam memahami kebutuhan pelanggan di antaranya:
* Memenuhi kebutuhan dasar pelanggan. Menjual produk makanan yang merupakan kebutuhan dasar akan lebih menghasilkan.
* Memenuhi keinginan pelanggan, karena pelanggan mendapati nilai tambah dari produk yang ditawarkan. Unsur kepuasan pelanggan harus terpenuhi.
* Memenuhi kebutuhan pelanggan akan kepuasan. Pada akhirnya, kepuasan pelanggan akan menentukan kesetiaan mereka terhadap produk.
* Memahami struktur industri, dengan mengenali karakter kompetitor dan membandingkan produk yang ada. Terlalu merasa paling hebat juga tidak sepenuhnya baik dalam industri makanan. "Jangan terlalu ge-er dengan produk sendiri, perbandingan tetap perlu," papar Sudhamek.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar